Meniatkan harta kekayaan dengan amal ibadah merupakan syirik kepada Alloh

Berdoa kepada Alloh Swt merupakan hal yang disyariatkan dalam agama, tetapi hal ini dianjurkan untuk tidak melampaui batas kewajaran, artinya ketika akan berdoa yang selalu diniatkannya adalah tidak untuk mendapatkan harta yang berlimpah. Didalam kitab Tauhid yang ditulis oleh Asyaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam Bab 37 dijelaskan bahwa ini termasuk syirik kepada Alloh SWT, ketika seseorang meniatkan dunia dengan amalannya. 
Sebagaimana firman Alloh di dalam Al-quran yang artinya " Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya niscaya Kami berikan balasan sempurna kepada mereka di dunia itu, tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat kecuali neraka. Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang mereka usahakan di dunia serta sia-sialah apa yang mereka kerjakan." (Huud : 15-16).

Di dalam faedah ayat, Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan memberikan faedah-faedah tentang dua firman Alloh SWT yang dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab, antara lain sebagai berikut :

  1. -Menunjukan bahwa syirik meruntuhkan amalan, serta beramal untuk mendapatkan dunia dan perhiasannya meruntuhkan amalan itu.
  2. -Menunjukan bahwa Alloh terkadang memberikan balasan di dunia bagi orang-orang kafir dan orang memburu dunia melalui amalan kebajikannya tanpa tersisa lagi di akhirat satupun kebajikannya yang pantas untuk mendapatkan balasan.
  3. -Kedua ayat tersebut berisi peringatan keras bagi orang yang mengharapkan dunia dengan amalan akhirat.
  4. -Kedua ayat tersebut mengandung motivasi/anjuran untuk mengharapkan akhirat ketika beramal shalih.


Dalam kitab shahih dari Abu Hurairah rodiyallohuan, ia berkata: Rasululloh SAW bersabda : 

" Binasalah hamba dinar, binasalah hamba dirham, binasalah hamba sutera bergaris, dan binasalah hamba beludru. Jika diberi maka dia ridho dan jika tidak diberi maka dia marah. Binasalah dia dan celakalah. Apabila dia tertusuk duri maka dia tidak sanggup untuk mengeluarkannya. Thuba (Jannahlah) bagi seorang hamba yang meraih tali kekang kudanya (berjihad) dijalan Allloh, rambutnya kusut dan kakinya penuh debu. Jika ditugaskan sebagai tugas jaga maka diapun akan melaksanakannya dengan baik dan apabila dia ditempatkan di bagian belakang pasukan maka diapun melakukannya dengan baik. Jika dia meminta izin tidak diberikan izin dan dia memberikan rekomendasi maka tidak diterima rekomendasinya."100. 

Faedah hadits tersebut yang bisa diambil :

  1.  -Celaan beramal untuk dunia dan pujian beramal untuk akhirat
  2.  -Keutamaan tawadhu
  3.  -Keutamaan jihad fi sabilillah
  4.  -Celaan terhadap kehidupan mewah dan bersenang-senang,  serta pujian terhadap kehidupan yang seadanya, jantan, dan     kuat (tidak lemah). sebab hal tersebut termasuk perkara yang bisa  membantu berjihad di jalan Alloh. 

Dengan berdoa untuk mendapatkan imbalan berupa harta kekayaaan, jabatan ataupun niat mendapatkan wanita cantik, maka yang diniatkan jelas ini bukan karena Alloh Ta'ala, tetapi hal ini juga menyelisihi terhadap taqdir yang diberikan oleh Alloh SWT. Bukankah semua rahmat yang diberikan kepada mahluk termasuk manusia, jauh sebelum manusia dilahirkan ke dunia, segala anugrah itu sudah diprogram oleh Alloh SWT, baik itu masalah kepemilikan harta, jodohnya, pekerjaan dan juga menyangkut umurnya. Jelas, ini sudah diatur dan tercatat dalam kitab Lau mahfudz. 

Sebenarnya berdoa apapun kepada Alloh SWT sudah lengkap di shalat itu sendiri, hanya saja banyak umat ini melaksanakan ibadah tetapi tidak tahu pemahaman akan ibadah itu sendiri. Walaupun tidak dimintapun Alloh SWT akan mengatur dan memberikan hak-hak kepada mahluknya. Kemudian doa-doa yang disampaikan itu kapan waktunya dikabulkan oleh Alloh SWT. Dan doa untuk mendapatkan harta itu sendiri tidak dikaitkan dengan amalan-amalan untuk akhirat. Jika demikian, maka amalan untuk akhiratnya bisa terhapus, karena sudah dibalas untuk dunia.

Kalau tujuannya doa untuk mendapatkan harta kekayaan, kemudian keikhlasan dalam beribadah kapan dilaksanakan ?,sedangkan doa akan terkabul jika kita mau ibadah dengan ikhlas.
Sedangkan amalan yang akan diterima oleh Alloh SWT adalah amalan yang secara ikhlas dilaksanakan, bukan suatu tuntutan atau permintaan kepada Alloh SWT. Kita boleh bermunajat kepada Alloh tetapi ditujukan untuk segala kebaikan yang mendukung terhadap ibadah, bukan tujuan untuk mengumbar hawa nafsu yaitu kepada hal terlarang untuk bersenang-senang di dunia seperti perbuatan maksiat, kesyirikan, khurafat dan kebid'ahan. 
Demikianlah keterangan bagi seseorang atau umat islam di dalam berdoa kepada Alloh SWT, S'moga Alloh merahmati kita semua, Amien.

Wassalamualikum wr.wbr.



Sumber : Dari Kitab Tauhid yang ditulis oleh : Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / URANG CALUNG

Template by : Urang-kurai / powered by Posted Calung Blogger